Sabtu, 29 November 2014

Pertanyaan

Kemarin malam benakku dipenuhi banyak pertanyaan. Saking banyaknya yang harus nya bisa bobo cepat karena gak ngapa-ngapain, malah semalaman depan laptop. Termenung.
Eh, kalo sambil ngemil gak bisa dibilang 100% termenung yah? Hahaha
Sebenarnya gak hanya kemarin malam sih. Lebih tepatnya kemarin adalah puncak dimana semua pertanyaan itu berkumpul dibenakku dan siap untuk di pertanyakan.
Pada akhirnya aku memutuskan untuk menanyakan pertanyaan itu pada seseorang.
One random question that popped into my head.
“Bagaimana kamu memaknai hidup kamu?”
Okay, sebelum aku kasih tahu jawaban orang itu. Alangkah baiknya aku menceritakan ke kamu apa yang sebenarnya aku rasakan.
Seperti yang aku katakan di awal, belakangan kepalaku di penuhi oleh berjuta pertanyaan. Tentang hal apapun, aku mempertanyakan banyak hal.
Sedikit membuatku pusing dan bingung. Aku berpikir, untuk apa? Hal-hal yang pada hakikatnya tinggal aku jalani harus aku pertanyakan lagi.
Hahaha, kayaknya berat banget ya. Tapi kurang lebih seperti itulah rasanya.
Beberapa hari lalu juga di lokasi syuting aku bertemu dengan bapak x.
Bapak x ini adalah orang yang membantu pembuatan naskah sketsa yang beberapa kali di tampilkan oleh JKT48.
Eventhou he’s not full time writer. Still, i prefer to call his job as a writer.
Dari gayanya berbicara aku tahu dia tahu banyak hal. Atau setidaknya dia tahu jurus-jurus rahasia saat berbicara dengan orang lain.
Malam itu aku dan anak-anak yang lain terlibat pembicaraan yang seru.
Posisi ku lebih cocok dibilang sebagai pendengar pembicaraan mereka.
Mulai dari pekerjaan yang sekarang kita jalani, film-film bagus, buku. Dan sampailah kita pada topik yang belakangan sering aku pertanyakan.
Hidup.
“Saya heran dengan orang yang lagi kerja tapi mikirin rumah, lagi di rumah malah mikir nya kerjaaan.”
Anehnya saat itu dia menatapku sambil tersenyum.
“Itu cara hidup yang salah. Kita harus hidup dalam momen. Kalo lagi di rumah ya nikmati saja saat di rumah, kalo lagi kerja ya pikirinnya kerjaan aja.”
“Kamu sendiri gimana? Merasa hidup gak di dua tempat seperti ini? Maksudku, kuliah dan pekerjaan ini. Berat bukan?” Lanjutnya. Aku mengangguk.
Aku bercerita kepada dia, bagaimana belakangan dengan jadwal disini dan kuliah aku susah meluangkan waktu untuk teman-teman dan keluarga.
Ada kalanya saat aku libur aku memilih beristirahat dan tidur di rumah.
“Kalau ada waktu kosong luangkanlah sebentar untuk kamu melakukan hal-hal itu. Memang lelah, dan seperti yang kamu bilang ada saatnya kamu lebih memilih tidur di kasur nyamanmu itu.”
“Tapi, kehidupanmu saat berusia 18 tahun ini belum tentu bisa kamu jalani lagi nanti. Kamu bisa melakukan apa saja sekarang dan kamu malah lebih memilih untuk tidur itu lucu.”
Lucu. Katanya.
*sigh*
Dalam hati aku membenarkan setiap perkataan beliau.
Hidup dalam sebuah momen.
Live in the moment. Cherish every moment in our life.
Kalimat yang sebenarnya sudah sering aku dengar sebelumnya.
Tapi malam itu, aku baru mengerti arti dibalik kalimat tersebut.
Kadang kita menjalani hidup…
Jalan saja terus, tanpa arti.
Padahal kita bisa mengartikan setiap momen yang sudah Tuhan berikan.
Kembali lagi ke awal. Disuatu malam aku bertanya,
“Bagaimana kamu memaknai hidup kamu?”
Hidup ini adalah misteri yang sedang ingin aku cari tahu jawabannya.
Jawaban yang di berikan membuatku semakin berpikir.
Apa yang aku tahu?
Apa yang benar-benar aku harus tahu?
Apa yang seharusnya aku cari tahu?
Apa yang aku ingin tahu?
Jawabanku saat ini sesimpel,
Aku tidak tahu.
Saat inipun sang pertanyaan masih menantikan jawabannya.
Atau,
Ada yang mau membantuku untuk menjawabnya?
;)
Gadis yang sedang bertanya-tanya,
Viny.

0 komentar:

Posting Komentar